Minggu, 06 Juli 2014

laporan praktikum phlebotomi (pengambilan darah vena)


I. TUJUAN
Mengetahui Teknik Pengambilan Darah Vena dengan tujuan Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan.


II. PRINSIP
Pembendungan pembuluh darah vena dilakukan agar pembuluh darah tampak jelas dan dengan mudah dapat ditusuk sehingga didapatkan sempel darah.


III. DASAR TEORI


Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah. Suatu cara pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalam fossa cubiti, vena saphena magna / vena supervisial lain yang cukup besar untuk mendapatkan sampel darah yang baik dan representative dengan menggunakan spuit.
Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.


IV. ALAT & BAHAN
ALAT :
1        Spuite atau jaurm suntik
2        Turniket
3        Kapas kering
4        Kapas alkohol
5        Anti koagulan
BAHAN :
6        Alkohol 75%


V. CARA KERJA
1)      Diasiapkan alat dan bahan.
2)      Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah, usahakan pasien senyaman mungkin.
3)      Minta pasien meluruskan lenganya, pilih tangan yng banyak melakukan aktivitas.
4)      Minta pasien untuk mengepalkan tangannya.
5)      Dipasangkan turniket kira-kira 10 cm diatas lipatan siku.
6)      Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Dilakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena. Apabila vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastic dan memiliki dinding tebal.
7)      Jika vena tidak teraba, dilakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit pada daerah lengan.
8)      Dibersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alkohol 70% dan biarkan kering, dengan catatan kulit yang sudah dibersihkan jang dipegang lagi.
9)      Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk kedalam semprit (flash). Usahakan sekali tusuk vena, lalu turniket dilepas.
10)  Setelah volume darah dianggap cukup, minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil ± 2 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
11)  Diletakan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan / tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu plester selama ± 15 menit.


VI. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan dan praktikum saudara yaitu dengan teknik yang tepat darah vena dapat diambil.


VII. PEMBAHASAN
Pengambilan darah vena sangat bermanfaat bagi setiap pemeriksaan hematologi.
Yang perlu diperhatikan adalah:
1.  Pemasangan turniket (tali pembendung)
·         pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel), peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total)
·         melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma
2.  Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.
3.  Penusukan
·         penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.
·         tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma
4.  Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan


VIII. KESIMPULAN
Sampling darah vena secara baik dan benar sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan dan tidak menimbulkan keluhan pada pasien.
1. Pembendungan yang terlalu lama akan mempengaruhi hasil pemeriksaan karena akan terjadi hemokonsentrasi.
2. Vena yang dapat ditusuk yaitu: pada orang dewasa adalah vena fossa cubiti, pada bayi vene juguralis superfialis atau sinus sagitalis superior.
3. Penusukkan harus tepat pada vena agar tidak menimbul hematum.
4. Pengisapan darah yang terlalu dalam akan menyebabkan darah membeku dalam spuit, segera pisahkan darah ke dalam tabung sesuai dengan jenis pemeriksaan.




























LAPORAN PENGAMBILAN DARAH (PHELEBOTOMY)
I.          Judul                     : Phelebotomy (Teknik Pengambilan Darah).
II.        Tujuan                  : Mengetahui Teknik Pengambilan Darah.
III.      Prinsip                  : Darah dapat diambil jika posisi jarum suntik atau spuite pas                                               mengenai vena.
IV.      Dasar teori           : Teknik phelebotomy adalah tehnik yang banyak sering digunakan             seiring kemajuan zaman. Teknik ini digunakan dengan menusukan jarum pada vena pasien, selain kemampuan teknis harus juga memiliki kemampuan mental dalam menghadapi pasien.
Tujuan pengambilan darah adalah untuk mendapatkan sampel darah vena, untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah, persiapan yang harus dilakukan adalah persiapan alat dan seperti spuit atau jarum suntik, anti koagulan, tabung sampel, kapas alkohol, dan tourniquet. Adapun sikap yang harus diberikan kepada pasien adalah ramah tamah dan professional dalam menghadapi pasien.
V.        Alat dan Bahan : 
a.      Alat :
1.      Spuite atau jaurm suntik
2.      Turniket
3.      Kapas kering
4.      Kapas alkohol
5.      Anti koagulan
b.      Bahan :
1.      Alkohol 75%
VI.      Cara Kerja
1)      Diasiapkan alat dan bahan.
2)      Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah, usahakan pasien senyaman mungkin.
3)      Minta pasien meluruskan lenganya, pilih tangan yng banyak melakukan aktivitas.
4)      Minta pasien untuk mengepalkan tangannya.
5)      Dipasangkan turniket kira-kira 10 cm diatas lipatan siku.
6)      Pilih bagian vena median cubitalatau cephalic.Dilakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena. Apabila vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastic dan memiliki dinding tebal.
7)      Jika vena tidak teraba, dilakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit pada daerah lengan.
8)      Dibersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alkohol 70% dan biarkan kering, dengan catatan kulit yang sudah dibersihkan jang dipegang lagi.
9)      Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk kedalam semprit (flash). Usahakan sekali tusuk vena, lalu turniket dilepas.
10)  Setelah volume darah dianggap cukup, minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil ± 2 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
11)  Diletakan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan / tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu plester selama ± 15 menit.
VII.    Hasil Pengamatan :
Dengan teknik yang tepat darah vena dapat diambil.
VIII.  Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan diatas yaitu pengambilan darah vena , dan darah vena dapat terambil.








































BAB I
PENDAHULUAN


1.1    LATAR BELAKANG
          Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah, sedang 45% sisanya terdiri dari sel darah.
          Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi, pengaturan suhu, pemeliharaan keseimbangan cairan, serta keseimbangan basa eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam tubuh. Sel darah merah mampu mengangkut secara efektif tanpa meninggalkan fungsinya di dalam jaringan, sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.
          Darah berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
          Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
Komposisi
          Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45%bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yangmembentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
a.              Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidakdianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobindan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalampenentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderitapenyakit anemia. Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%),bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
b.       Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh danbertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing danberbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboidatau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukositmenderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukositmenderita penyakit leukopenia.
c.       Plasma darah
Pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung : albumin,bahan pembeku darah, immunoglobin (antibodi), hormon, berbagai jenisprotein, berbagai jenis garam. ( Wikipedia, 2009 ).








Antikoagulansia untuk Pemeriksaan Hematologi
Agar darah yang akan diperiksa jangan sampai membeku dapat dipakaibermacam-macam antikoagulan. Tidak semua macam antikoagulan dapat dipakaikarena ada yang terlalu banyak berpengaruh terhadap bentuk eritrosit atau leukosityang akan diperiksa morfologinya. Antikoagulan tersebut antara lain : EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetate), sebagai garam natrium ataukaliumnya. Garam-garam itu mengubah ion kalsium dari darah menjadi bentukyang bukan ion. Dalam pemeriksaan hematologi selain pemeriksaan apusan darah,antikoagulan EDTA tidak berpengaruh terhadap besar dan bentuknya eritrosit dantidak juga terhadap bentuk leukosit. Namun untuk pemeriksaan apusan darah,sampel darah EDTA memiliki batasan waktu penyimpanan maximal selama 2jam, karena jika lebih dari batasan waktu eritrosit dapat membengkak dantrombosit dapat mengalami disintegrasi. Tiap 1 mg EDTA menghindarkanmembekunya 1 ml darah. EDTA sering dipakai dalam bentuk larutan 10%. Kalauingin menghindarkan terjadi pengenceran darah, zat kering pun boleh dipakai.Akan tetapi dalam hal terakhir ini perlu sekali menggoncangkan wadah berisiEDTA dan darah selama 1-2 menit, karena EDTA kering lambat melarut
Heparin berdaya seperti antitrombin, tidak berpengaruh terhadap bentukeritrosit dan leukosit. Dalam praktek sehari-hari heparin kurang banyak dipakaikarena mahal harganya. Tiap 1 mg heparin mencegah membekunya 10 ml darah.Heparin boleh dipakai sebagai larutan atau dalam bentuk kering.Natriumsitrat dalam larutan 3,8%, yaitu larutan yang isotonic dengandarah. Dapat dipakai dalam beberapa macam percobaan hemoragik dan untuk lajuendap darah cara westergren.
Campuran amoniumoxalat dan kaliumoxalat menurut Paul dan Heller yangjuga dikenal sebagai campuran oxalate seimbang. Dipakai dalam keadaan keringagar tidak mengencerkan darah yang diperiksa.
Jika memakai amoniumoxalat tersendiri eritrosit membengkak, dan jikakaliumoxalat tersendiri menyebabkan eritrosit mengerut.campuran kedua garamitu dalam perbandingan 3 : 2 tidak berpengaruh terhadap besarnya eritrosit (tetapiberpengaruh terhadap morfologi leukosit). Larutan pokok : amoniumoxalat 12sg,kaliumoxalat 8 g, aquadest ad 1000 ml. botol atau tabung diisi dengan 0,2 atau 0,5ml larutan itu, kemudian dikeringkan pada suhu kurang dari 70 derajat Celcius.Ke dalam botol tersebut kemudian dimasukkan 2 atau 5 ml darah untukpemeriksaan hematologi.


Darah EDTA untuk Pemeriksaan Hematologi
Darah EDTA dapat dipakai untuk beberapa macam pemeriksaanhematologi, seperti penetapan kadar hemoglobin, hitung jumlah eritrosit, leukosit,trombosit, retikulosit, hematokrit, penetapan laju endap darah menurut westergrendan wintrobe.
Pemeriksaan dengan memakai darah EDTA sebaiknya dilakukan segerakarena eritrosit dapat membengkak dan trombosit dapat mengalami disintegrasibila pemeriksaan terlalu lama ditunda. Kalau terpaksa ditunda boleh disimpandalam lemari es (40C). Untuk membuat sediaan apus darah tepi dapat dipakai darah EDTA yang disimpan paling lama 2 jam.
1.2    TUJUAN
Tujuanpenulisanlaporanakhirini, yaitu :
1.    Sebagai bahan rujukkanmahasiswa untuk mengikuti Ujian Akhir Semester ( UAS )
2.    Sebagai bahan  untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah


1.3    MANFAAT
Laporaninidiharapkandapatbermanfat ,yaknisebagaibahanpembelajaranbagipembaca.






BAB II
ISI


2.1  PRAKTIKUM I
       A. Hari/Tanggal        :    Selasa, 13 Maret 2012
       B. Judul Praktikum  :    Pengambilan Darah Vena
C. Tujuan                  :    Praktikan mampu dan terampil dalam pengambilan (sampling) darah vena, serta dapat melakukan teknik-tekniknya dengan baik dan benar.
D. Dasar Teori          :   
            Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah, dikenal istilah phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah. Ada 3 macam cara pengambilan darah, yaitu : melalui tusukkan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri/nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan oleh karena itu, istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.
E. Alat dan Bahan
     1.  Alat :
          a.  Spuit
          b.  Torniquet/pembendung vena
          c.  Plester
          d.  Sarung tangan
2.  Bahan :
a.    Alkohol 70%
b.    Bulatan kapas kering
F.  Prosedur Kerja
     1.    Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pengambilan darah.
     2.    Lakukan pendekatan dengan pasien secara tenang dan ramah. Usahakan pasien senyaman mungkin.
     3.    Minta pasien untuk meluruskan tangan/lengannya, pilih tangan yang biasanya paling sering digunakan pasien untuk melakukan aktivitasnya.
     4.     Minta pasien mengepalkan tangan
     5.    Lakukan pencarian vena pada daerah sekitar lipatan siku. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena, vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
     6.    Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil (pada daerah vena) dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
     7.    Pastikan spuit dalam keadaan baik/lancar dengan menarik-narik penghisap spuit dan longgarkan sedikit dengan cara menarik penghisap spuit (tarik sedikit saja).
     8.    Pasang tali pembendung (torniquet) kira-kira 5-10 cm (3 jari) di atas lipat siku pasien. Pastikan alkohol sudah kering.
     9.    Buka penutup spuit, lalu pijat/longgarkan daerah vena pasien dengan jari telunjuk/ibu jari. Daerah yang akan ditusuk (vena) harus searah dengan jarum.
     10.  Tusukan jarum ± 1,25 inci pada daerah vena pasien dengan posisi 45 o dari lengan pasien.
     11.  Perhatikan spuit, jika darah sudah sedikit masuk ke dalamnya berarti daerah vena sudah berhasil tertusuk dan spuit diturunkan pada posisi 30 o
      12.  Tarik penghisap spuit perlahan-lahan sampai pada volume darah yang dibutuhkan.
     13.  Lepaskan torniquet menggunakan tangan yang lain, tangan yang satu harus tetap menahan spuit. Minta pasien untuk membuka kepalan tangannya.
     14.  Ambil kapas kering, letakkan pada daerah tusukkan (jangan ditekan), lepaskan perlahan-lahan/tarik perlahan-lahan spuit dari daerah tusukkan sambil kapas ditutup pada daerah tersebut. Jangan tutup menggunakan kapas pada saat jarum masih tertusuk pada daerah tusukkan.
     15.  Tutup kembali spuit, lalu pasangkan plester pada bekas tusukkan pasien.




G. Pembahasan    
            Pengambilan darah vena (venipuncture), umumnya diambil dari vena median cubital yang terletak pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan (seperti terdapat luka pada daerah tersebut) maka, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Pada bayi biasanya sampling darah vena menggunakan vena jugularis superficialis atau sinus sagittalisuperior. Pengambilan darah pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letakny.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar